[Ilustrasi] Shalat berjamaah di Masjid Ar-Riyadh, Gunung Tembak, Balikpapan.* [Foto: SKR/MCU]
ar-riyadh.com – Ada lima hal penting yang ditekankan untuk para santri dan pengurus Hidayatullah dimanapun berada. Kelima hal itu mesti ditingkatkan levelnya.
Kelimanya adalah spiritual, emosional, intelektual, hubungan sosial, dan keterampilan fisik.
Semua itu diperlukan untuk ikut serta bersama segenap komponen umat dan bangsa lainnya, dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kini dan di masa depan.
Demikian penekanan dari salah seorang inisiator dibentuknya SAR Hidayatullah, Ustadz Supriyadi alias Mas Pri, saat bertandang ke Kampus Induk Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, belum lama ini.
Dalam hal spiritual, para santri dan pengurus Hidayatullah diingatkan pentingnya menjaga dan meningkatkan ibadahnya termasuk shalat lail.
Pengelolaan emosional dan kualitas intelektual juga mesti ditingkatkan.
Dalam hubungan sosial, Mas Pri berpesan agar santri dan pengurus Hidayatullah berinteraksi dengan berbagai kalangan secara luas.
“Jangan kaku!” pesannya kepada para santri di Masjid Ar-Riyadh, Selasa malam (31/05/2022) itu.
Ia juga berpesan untuk meningkatkan keterampilan fisik. “Jangan manja!” tegasnya.
“SAR Hidayatullah Potensi Terbaik”
Terkait SAR Hidayatullah, Mas Pri menyampaikan sejumlah informasi. Katanya, SAR Hidayatullah beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai Potensi SAR Terbaik oleh Basarnas.
Ia mengungkapkan, SAR Hidayatullah telah diakui secara nasional lewat kiprah-kiprahnya selama ini.
Misalnya, jika terjadi bencana, SAR Hidayatullah sudah berada di lokasi bencana tiga jam pasca kejadian. Ini menjadi apresiasi berbagai kalangan khususnya Basarnas.
Dalam hal ini, menurutnya, SAR Hidayatullah selalu tampil terdepan. “Kita dihargai,” ujarnya.
Apresiasi itu harus memotivasi segenap personel SAR Hidayatullah maupun warga Hidayatullah lainnya untuk meningkatkan berbagai kemampuannya.
Diketahui, Mas Pri bersama SAR Hidayatullah telah beberapa kali menorehkan prestasi di berbagai jenjang. Yang fenomenal saat pengibaran bendera Merah Putih raksasa di Pantai Lamur, Balikpapan, Selasa (21/05/2013).
Kegiatan “Berkibarlah Benderaku 1.000 M2” ini digagas oleh SAR Hidayatullah, dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional, dan sekaligus menorehkan rekor dunia yang dicatat Record Holders Republic.
Gubernur Kaltim saat itu, Awang Farouk Ishak turut menyaksikannya. Sejumlah pihak ikut mendukung, antara lain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Basarnas Balikpapan, Palang Merah Indonesia, Pramuka, Saka Bhayangkara, Gafatar, Slankers, pondok pesantren, kelompok tani dan nelayan, UKM, pencinta alam, PMR, dan OSIS.
Sepanjang acara itu, dilantunkan lagu-lagu perjuangan dan kelompok pramuka yang juga menampilkan tontonan menarik.
Proses pengerjaan menara pioneering sebagai tempat pengibaran ini berlangsung 10 hari, dan menghabiskan 1.200 batang bambu. Batang-batang bambu ini tidak dipaku, tetapi ditali dengan sistem ikat yang menghabiskan dua ton tali. Sekitar 350 orang dilibatkan.
Kegiatan ini juga untuk memecahkan rekor dunia menara pioneering yang sebelumnya dipegang Amerika dengan ketinggian 40 meter dan waktu pengerjaan 15 hari. “Rekor yang tercatat di Record Holders Republic (Inggris) ini, skalanya dunia,” ujar Syaharudin, Ketua Bidang Diklat SAR Hidayatullah saat itu, di sela-sela acara dikutip Hidayatullah.or.id.
Namun, proses pengibaran tidak bisa lama, hanya beberapa menit, karena dikhawatirkan menara bambu dapat roboh akibat dorongan angin yang menerpa bendera raksasa itu.
Mengibarkan bendera merah putih di sini, kata Awang, bukan hanya kebanggaan rakyat Kaltim, tapi juga kebanggaan rakyat Indonesia,” kata Awang.* (SKR/MCU) ummulqurahidayatullah.id