Ustadz Yusuf Suraji mendoakan (almarhum) Ustadz Hasan Ibrahim di mimbar Masjid Ar-Riyadh, Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan (15/02/2022) saat menyampaikan takziyah wafatnya Ustadz Hasan Ibrahim.* [Foto: SKR/MCU]
ar-riyadh.com – “Ustadz Hasan Ibrahim itu guru saya. Dialah guru mengaji saya pertama kali sampai bisa membaca al-Qur’an.”
Kesaksian itu disampaikan Ustadz Yusuf Suraji, santri generasi awal Pesantren Hidayatullah di hadapan jamaah Masjid Ar-Riyadh, Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.
Kali ini, giliran Ustadz Yusuf selaku anggota Badan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan berbagi cerita pengalaman sekaligus takziyah atas kepulangan Ustadz Ahmad Hasan Ibrahim, salah satu Pendiri Hidayatullah, di Jakarta, hari Ahad (13/02/2022).
Tampak di atas mimbar, Ustadz Yusuf mengenakan jas necis berwarna abu-abu gelap. Itu juga disebutnya sebagai hadiah pemberian dari gurunya, Ustadz Hasan dahulu.
“Jas ini hadiah dari Ustadz Hasan juga. Ini masih ada namanya, Hasan Ibrahim,” jelasnya sambil mengeja dan berusaha memperlihatkan kepada jamaah tulisan di bagian dalam jas tersebut.
Kisah pertemuan perdana dengan Ustadz Hasan dikenang sebagai memori yang sulit dilupakan oleh Ustadz Yusuf. Waktu itu pertengahan tahun 1973, saat pertama kali ia datang mendaftar sebagai santri.
“Jadi waktu saya mendaftar, guru-gurunya adalah Ustadz Abdullah Said, Ustadz Hasan Ibrahim, Ustadz Hasyim, Ustadz Usman Palese, Ustadz Nazir. Semuanya tergolong Tokoh Pendiri Hidayatullah,” ucap ustadz yang sudah malang melintang merintis dakwah di Kalimantan hingga Papua tersebut.
Berhubung saat itu masih belajar di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Gunung Sari, Balikpapan, jadinya Yusuf remaja belajar di pesantren sejak bakda Ashar hingga jam sepuluh malam. “Waktu itu, Ustadz Hasyim (mengajar) Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, Ustadz Hasan pegang Mushthalah Hadits, Ustadz Usman Tahsin al-Qur’an, Ustadz Abdullah Said Tafsir al-Qur’an, dan Ustadz Nazir Ilmu Kenegaraan,” lanjutnya bercerita.
Di hadapan warga dan santri Hidayatulah Balikpapan, Ustadz Yusuf mengenang Ketua Majelis Penasihat Hidayatullah tersebut sebagai guru penyabar dan perhatian kepada murid-muridnya.
Ustadz Yusuf juga mengaku saat awal masuk pesantren belum bisa mengaji. Ia mengakui hal itu kepada guru ngajinya, Ustadz Hasan Ibrahim.
“Tidak bisa mengaji, ustadz. (Tapi) dia maklum saja, tidak marah. Kenapa kamu masuk pesantren kalau tidak bisa ngaji?”
“Iya itulah makanya saya masuk pesantren karena tidak bisa ngaji,” ucap Ustadz Yusuf menutur percakapannya dengan Ustadz Hasan Ibrahim waktu itu.
Selama proses belajar itu pula Yusuf mengaku tak pernah dimarahi oleh gurunya tersebut.
Lain waktu, masih cerita Ustadz Yusuf, dirinya iseng meminjam sepeda motor Vespa milik Ustadz Hasan Ibrahim. Ia berniat pergi khutbah dengan mengendarai motor pinjaman itu. Di sini ada kejadian berkesan. Waktu dia mulai menggunakan Vespa itu, ternyata gasnya sekali ditarik tidak mau turun lagi. Motornya pun ter-jumping layaknya aksi akrobat.
“(Gasnya) naik terus. Aduh kenapa ini berdiri terus akhirnya (Vespa) terputar-putar, jatuh dan lecet semua,” cerita Ustadz Yusuf tertawa sambil memeragakan kejadian yang dianggapnya konyol ala santri itu.
Melihat motornya lecet, apakah Ustadz Hasan marah? Ternyata, beliau hanya bertanya. “Kamu sering naik Vespa?”
“Tidak pernah, ustadz, biasanya naik sepeda GL saja alias goyang lutut,” lanjutnya bercerita.
Setelah itu, almarhum Ustadz Hasan tidak marah, cuma tersenyum melihat kelakuan santrinya.
Di penghujung ceramahnya di Masjid Ar-Riyadh itu, Ustadz Yusuf meminta agar para guru atau dosen hendaknya mencontoh teladan luar biasa dari Ustadz Hasan dan para sesepuh dakwah Hidayatullah dalam mendidik dan mengkader santri.
“Mereka itu sangat penyayang, penyabar, dan penuh perhatian serta mendoakan selalu kebaikan untuk murid-muridnya,” ujar Ustadz Yusuf Suraji.
Menutup takziyahnya, Ustadz Yusuf Suraji memunajatkan doa yang diaminkan segenap jamaah Masjid Ar-Riyadh, malam itu (15/02/2022).* (Masykur/MCU).
Sumber – ummulqurahidayatullah.id