ar-riyadh.com – Pernikahan merupakan momentum yang sangat mendebarkan terutama bagi calon pengantin. Demikian salah satu yang menarik dari Pernikahan Mubarak 6 Pasang Santri di Pesantren Hidayatullah Balikpapan, baru-baru ini.
Sebagaimana yang diutarakan oleh Muhammad Irfanuddin, salah seorang peserta pernikahan itu. Menurutnya, yang mendebarkan dirinya saat menunggu waktu untuk melangsungkan aqad nikah.
“Tadi kan sempat memperhatikan teman-teman yang aqad nikah duluan, rasanya itu deg-degan,” ucap putra Ustadz Hairil Bais, Anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah ini, saat ditemui Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah.
Pernikahan itu berlangsung di Masjid Ar-Riyadh, Kampus Induk Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Ahad pagi, 14 Syawal 1443 H (15/05/2022).
“Saya deg-degan itu karena ini kan hal yang sakral ya. Kita deg-degan karena ini merupakan perpindahan amanah dari seorang bapak terhadap anak perempuannya kepada seorang suami. Kalau ada salah-salah kan bahaya,” lanjutnya sambil tertawa kecil.
Ia mengaku, saat namanya disebut oleh Ustadz Sukman selaku MC untuk melakukan aqad, seketika perasaannya langsung campur aduk.
“Pas disebut nama saya tadi itu kan untuk maju melakukan aqad, weeh, gemetaran saya. Kayak gimana ya, pokoknya campur aduk lah. Apalagi saya ini kan orang yang demam panggung,” ucapnya tapi dengan raut wajah bahagia karena telah sah sebagai seorang suami.
Hal senada juga diungkapkan oleh Rayhan Ahmad Khairullah, pengantin lainnya. Ia mengaku sangat deg-degan ketika akan melangsungkan aqad nikah.
“Kami itu aqad nikahnya yang terakhir. Nah pas nama kami yang dipanggil tadi ya itu ada rasa-rasa bergetar gitu,” ucapnya sembari tertawa kecil saat diwawancarai MCU di Kantor YPPH Balikpapan sesuai acara pernikahan.
“Kami bergetar itu karena kami lihat teman-teman sebelum kami itu kan lancar-lancar aja. Nah kami itu takutnya pas bagian kami itu ada gangguan gitu nah,” lanjutnya dengan gaya bicara khas Gunung Tembak.
Yang berbeda, aqad nikah Rayhan dilangsungkan dengan berbahasa Arab, baik oleh wali calon istrinya, yaitu Faruq, maupun oleh Rayhan. Saat pengucapan ijab qabul, pantauan MCU, salah seorang saksi meminta agar aqad diulang. Nah, pada ijab qabul kedua, saksi pun menerima. “Barakallah! Sah!” ucap jamaah.
“Tapi Alhamdulillah kami semua tadi lancar-lancar aja,” ucap Rayhan, putra Ustadz Ruhyadi (Ketua Departemen Ekonomi Keumatan DPP Hidayatullah) ini.
Uniknya pula, meski sudah melangsungkan aqad nikah, pemuda ini belum merasa tenang. “Ya meskipun sudah aqad tadi bang ya, belom lega,” ucapnya tertawa kecil.
Kenapa?
“Karena kitakan belum ketemu istri, jadi masih belum adem,” lanjutnya menjelaskan.
Oooohh!
Wajar saja. Sebab, para pengantin putra memang baru akan melihat langsung istrinya setelah acara pernikahan tersebut. Tepatnya saat penyerahan mahar di rumah-rumah warga yang telah ditetapkan.
Pernikahan Mubarak merupakan program rutin tahunan Hidayatullah Balikpapan. Pada pernikahan ini, tidak dikenal istilah pacaran sebelum pernikahan sebagaimana tradisi masyarakat pada umumnya.* (MUAS/MCU)