Ulama asal Mesir, Syeikh Dr Washfiy ‘Asyur Abu Zayd, dan Ustadz Muzhirul Haq di Masjid Ar-Riyadh Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (24/06/2022). [Foto: Waqqosh/MCU]
ar-riyadh.com – Salah seorang ulama asal Mesir, Syeikh Dr Washfiy ‘Asyur Abu Zayd, mengunjungi Kampus Induk Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dalam kunjungan selama dua hari, Kamis malam sampai Jumat siang (23-24/06/2022) itu, Dr Washfiy bersilaturahim dengan segenap warga, santri, dan jamaah Hidayatullah Gunung Tembak.
Kehadiran Dr Washfiy disambut langsung oleh pengurus dan dosen Pendidikan Ulama Zuama Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (PUZ-STIS) Hidayatullah Balikpapan, antara lain Mudir PUZ Ustadz Muhammad Dinul Haq dan Dosen PUZ Ustadz Muzhirul Haq.
Pada Jumat bakda subuh, Dr Washfiy berceramah di Masjid Ar-Riyadh Hidayatullah Gunung Tembak. Di depan ratusan jamaah masjid, sang doktor menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak Hidayatullah atas sambutannya sebagai tuan rumah.
“Terima kasih kepada seluruh pengurus Pesantren Hidayatullah,” ungkapan Dr Washfiy sebagaimana diterjemahkan oleh Ustadz Muzhir.
Dalam penyampaian berbahasa Arab itu, ia mendoakan para santri dan mahasantri agar kelak menjadi ulama dan pemimpin masa depan.
Dari Maroko sampai Gunung Tembak
Dr Washfiy bercerita, pada shalat subuh di Masjid Ar-Riyadh itu, ada sejumlah ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh imam shalat, yang juga telah didengarnya di belahan bumi lain sebulan yang lalu.
Bukan Surat Al-Fatihah yang ia maksud, tetapi Surat Fathir ayat 27 – 34. Ayat-ayat itu, kata Dr Washfiy, sebelumnya ia dengarkan di bagian barat dunia yaitu Maroko. Lalu, pada Jumat (24/06/2022) pagi itu, ia mendengarkan kembali Surat Fathir ayat 27 – 34 di bagian timur dunia yaitu Indonesia, lebih tepatnya di Gunung Tembak.
Dari fenomena itu, ia pun mentadabburi dan mengambil sejumlah hikmah. Di antaranya, bahwa Al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada Nabi dan dibacakan kepada para Sahabat, itu pula yang dibacakan umat Islam saat ini.
Hikmah lainnya bahwa selama Al-Qur’an dijaga oleh kaum Muslimin, maka umat ini akan terus dijaga oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Al-Qur’an menjadi penjamin. “Qur’an ini adalah cahaya yang nyata,” ujarnya.
Usai berceramah itu sekitar setengah jam itu, Dr Washfiy dikerumuni oleh ustadz-ustadz dan santri-santri. Baik yang berbincang-bincang singkat maupun sekadar berjabat tangan atau saling mendoakan lewat ucapan salam.
Setelah acara di Masjid Ar-Riyadh, Dr Washfiy ditemani Ustadz Muzhir menengok suasana kampus Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak. Pagi yang cerah itu, sinar mentari terasa hangat, harmonis dengan keindahan kampus yang asri.
Dr Washfiy berjalan-jalan pagi ke pinggir empang pesantren tepatnya di dekat gedung Prasmanan, tak jauh dari masjid.
Usai itu, Dr Washfiy menikmati santap pagi di guest house VIP Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Kemudian, sekitar pukul 08.00 WITA, pria tinggi besar dan ramah ini mengisi seminar internasional di ruang rapat gedung Kantor YPPH atau dikenal gedung WKP.
Di depan ratusan mahasiswa STIS Hidayatullah semua prodi hukum, Dr Washfiy membahas “Maqashid Syariah Islamiyah”. Tampak hadir Ketua STIS Hidayatullah Ustadz Zaim Azhar dan sejumlah pengurus STIS lainnya, serta pengurus PUZ.
Dalam seminar yang berlangsung hingga sekitar pukul 11.00 WITA ini, terbangun dialog berbahasa Arab antara pemateri dengan mahasiswa. Usai itu, Dr Washfiy meninggalkan Gunung Tembak menuju Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan International Airport, Balikpapan untuk bertolak ke Jakarta.
Sebagai informasi, Dr Washfiy saat ini merupakan dosen di sejumlah perguruan tinggi luar negeri, antara lain Universitas Alamiyah littajdid Istanbul (Turki) dan Universitas Tarables Libanon.
Dr Washfiy juga merupakan gurunya Ustadz Muzhir semasa kuliah di salah satu universitas di Istanbul beberapa tahun lalu. Kedatangan Dr Washfiy bisa dibilang sebagai ajang reuni kedua guru-murid tersebut.* (SKR/MCU)