Pimpinan Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad
ar-riyadh.com – Jangan sampai pernah berkurang semangat apalagi menghadapi Ramadhan. Pesan ini mengawali taujih Ustadz Abdurrahman Muhammad, Pimpinan Umum Hidayatullah yang disiarkan secara nasional kepada seluruh umat Islam di Indonesia, baru-baru ini. Pesan tersebut dimaksudkan untuk menyambut Ramadhan 1441 H yang hadir bertepatan dengan pemberitaaan massif dan menyeluruh tentang virus Covid-19 yang mewabah ke seluruh penjuru dunia.
Menurut ustadz Abdurrahman, umat Islam tidak boleh terkungkung dengan virus yang dipanggilnya dengan sebutan “Pak Corona”. Sebab masih terlalu banyak nikmat dan urusan lain yang menggembirakan. Namun, demikian itu harus dipancing atau direkayasa. “Jadi rasa takut terhadap realitas ini harus keluar (dari kungkungannya). Masuk ke dalam energi iman,” ucapnya penuh semangat.
Terkait dengan ibadah, ia berpesan agar tetap menghidupkan Ramadhan dengan menjaga ibadah dan memperbanyak amal shaleh lainnya. Sebab solusi dari semua persoalan manusia adalah iman dan takwa. Sedang musibah adalah sunnatullah dalam kehidupan manusia dan telah banyak disebutkan dalam al-Qur’an. “Jadi yang pokok itu merealisasikan iman dan takwa dalam realitas sebagai solusi kehidupan,” terangnya.
Soal shalat Tarawih misalnya. Jika ada anjuran pemerintah tidak shalat Tarawih berjamaah di masjid, maka itu bukan penghalang untuk tidak melaksanakan secara sendiri-sendiri atau berjamaah di rumah. “Itu awalnya di zaman khalifah Umar bin Khatthab, asalnya tidak dikerjakan secara berjamaah di masjid,” ucapnya sambil mengutip hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam tentang sejarah shalat Tarawih di zaman Rasulullah dan para sahabat. Termasuk tadarrus al-Qur’an, menurut Ustadz Abdurrahman, seharusnya bacaan itu meningkat di masa pandemi global ini. Sebab manusia tidak lagi banyak beraktifitas di luar rumah selama bulan Ramadhan.
Dalam taujih Ramadhan yang diadakan secara daring (online) tersebut, Ustadz Abdurrahman juga menjelaskan fenomena mengapa manusia terkadang begitu ketakutan terhadap virus Covid-19. Bahwa Corona hanyalah salah satu penyebab kematian manusia, tapi masih banyak penyebab kematian lainnya. “Jadi orang beriman tidak takut mati. Hanya saja takut mati kalau belum sampai khusyuk ibadahnya,” terangnya.
Hal itu dikarenakan seluruh nikmat yang diberikan berupa jabatan, ilmu, pangkat, atau harta itu hanya bersifat fasilitas yang bertujuan agar manusia sampai kepada kekhusyukan ibadah dan menyembah Allah. “Kalau kita memiliki apa-apa ini dan belum sampai (derajat khusyuk) kepada Allah ya memang takut mati,” jelasnya panjang lebar. Faktor kedua penyebab manusia takut mati adalah kalau orang itu merasa masih banyak dosa dan kesalahan. “Saya sendiri masih takut mati kalau ingat dosa. Banyak betul dosa kita ini,” sambungnya lagi.
Sebagai penutup, Pimpinan Umum Hidayatullah mengajak seluruh umat Islam agar tetap mematuhi imbauan dan maklumat pemerintah terkait wabah Covid-19. Sekaligus mensyukuri datangnya bulan Ramadhan dengan banyak mendekat kepada Allah melalui doa dan, dan amal shaleh lainnya. Ustadz juga mengingatkan agar tetap produktif selama berlangsungnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan tetap beramal shaleh. “Ambil wudhu baca al-Qur’an. Ambil cangkul tanam apa saja yang bermanfaat. Cari keringat, bikin kegiatan produktif selalu,” tutupnya, masih dengan semangat yang sama.*Masykur Suyuthi/hidayatullah.or.id